Kamis, 02 September 2010

Siapa yang Tahu Maksud ALLAH .....

Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim. Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.



Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.



Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.



Tapi apa yang terjadi ? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun meninggal...



Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat; sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal ?" Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu didunia, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !



Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia didunia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"



Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah bersayap ini.



Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa musibah.



Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lezatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.



Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.



Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah....?

=======================

Taken from " tutur bersayap "

http://www.hudzaifah.org/Article203.phtml

TANGISAN RASULULLAH

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka ’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!”



Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka ’bah, dan berzikir lagi: “ Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. ”



Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab ?” “Belum,”jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya ?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya, ” kata orang Arab badwi itu pula.



Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat !” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w.



Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w.menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”



Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda:

“ Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar !” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.



Maka orang Arab itu pula berkata:

“ Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya !”kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan ?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa – dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya, ’ jawab orang itu. ‘ Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNya! ’



Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “ Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:

“Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya,juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti !”



Betapa senang nya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.





Sumber Sirah Nabawiy

Kisah Bocah Amerika Masuk Islam {Terharu plus Malu bacanya}

Klo kamu ngga malu setelah baca ini kebangeten banget dah!!



Kisah spiritual anak kecil yang memeluk islam hanya karena dia baca mengenai buku Islam, setelah sebelumnya orang tuanya memberinya semua buku semua agama yang ada di dunia, Orang tua mutusin agar anaknya sendiri yang memilih agamanya.



langsung aja baca bawah ane





Spoiler for :

KISAH BOCAH AMERIKA MASUK ISLAM



Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)





Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.



Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.



Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.



Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.



Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”



Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.



Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”



Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”



Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.



Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.



Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”



Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.



”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan



Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.



”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.



Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.



Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.



Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”



Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”



”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.



“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad



Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.



Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”



”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.



Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”



“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan



Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”



”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”



Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”



”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”



”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad



Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”



Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.



Sabtu, 07 Agustus 2010

Aku makin cantik hari ini

Tahukah engkau, aku makin cantik hari ini! Sungguh, aku makin cantik! Lebih cantik dari kemarin, dari kemarinnya lagi, dan dari kemarin-kemarinnya lagi. Coba lihat, dahiku tidak berkerut-kerut oleh pikiran dan kepedihan seperti beberapa hari yang lalu. Bibirku tidak mengerucut oleh kejengkelan dan kemarahan seperti kemarin.

Mukaku tidak lagi tertekuk penuh beban dan BeTe-an seperti waktu-waktu yang lewat. Tubuhku tidak lagi lesu karena keputusasaan dan kehilangan harapan. Sungguh, aku makin cantik hari ini! Coba perhatikan, mataku bersinar-sinar oleh kegembiraan. Bibirku merekah lebar oleh senyum ketulusan. Pipiku merona merah oleh semangat pengharapan. Urat-urat wajahku santai memancarkan aura kepasrahan. Dan semuanya menjadikan wajahku berseri-seri. Sungguh, cantiknya aku hari ini!

Sudah sepekan aku banyak tertawa, menari dan menyanyi, menikmati hidup ini dan tidak membiarkan permasalahan mempengaruhi suasana hati. Ah, cantiknya diriku karenanya. Sudah sepekan aku berusaha banyak menyapa dan memaafkan semua saudara. Dan itu telah membuatku lebih cantik hari ini. Sudah seminggu aku berusaha lebih banyak berderma pada sesama. Kini aku merasakan cantik sebagai balasannya. Sudah seperempat bulan aku berusaha lebih mensyukuri setiap karunia Ilahi. Dan kini kurasakan Allah menambahi nikmat itu dengan menjadikanku cantik sekali. Bahagianya aku karenanya! Dan bahagia itu, kurasakan kian membuatku cantik saja.

Ada kalanya kita membenci diri kita sendiri. Ada kalanya kita tidak menyukai apa yang kita lakukan. Ada kalanya kita melakukan kesalahan. Ada kalanya kita terpuruk dalam kepedihan. Ada kalanya kita tenggelam dalam kesedihan. Ada kalanya kita tak mengerti mengapa hidup berjalan tidak seperti yang kita bayangkan. Ada kalanya perjalanan menjadi demikian berat kita rasakan. Hingga sikap kita pun terbawa oleh perasaan. Hingga kita mengambil langkah tanpa pertimbangan. Tindakan yang dilakukan pun merupakan reaksi spontan. Akibatnya yang tertinggal kemudian hanya penyesalan dan keterpurukan yang semakin dalam. Dan tahukah dikau? Semua itu akan menyebabkan penampilan dan tampang kita menjadi makin buruk saja. Maka berbahagialah ketika kita bisa melewati masa-masa seperti itu dengan elegan. Saat kita bisa menahan diri terhadapa sesuatu yang sangat kita inginkan. Saat kita bisa menghadapi segala permasalahan dengan tenang.

Saat kita berhasil menaklukkan musibah dan hambatan penyebab kesedihan. Hidup tidaklah berjalan seperti yang kita inginkan, karena itu melewati saat-saat yang tidak meneyenangkan adalah sebuah hal yang membahagiakan. Misalnya, sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat emosional. Adalah membahagiakan bagiku ketika dalam banyak hal akhir-akhir ini aku dapat meredam emosiku.

Dan itu membuat aku merasa cantik sekali. Aku adalah seorang yang sangat ekspresif, sehingga perasaan apapun yang tersimpan di hati akan nampak dengan jelas pada bahasa tubuh. Maka sungguh membahagiakan ketika dalam banyak hal kemudian aku dapat menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya dan dapat tetap tampil stabil.

Dan sungguh, aku merasa makin cantik karenanya. Adalah hal yang menyenangkan ketika aku tidak panik, padahal aslinya aku adalah seorang yang gampang panik. Maka sungguh menyenangkan, ketika aku dapat mengontrol semua emosi, pikiran dan perasaan sehingga berhasil mengatasi diri sendiri. Betapa membahagiakan tatkala kita berhasil mengalahkan diri sendiri. Ketika aku dapat melakukannya, maka ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku.

Hingga kemudian kegagalan-kegalan yang telah kita lalui bukanlah sesuatu yang sia-sia. Selama kita tak kehilangan pelajaran dari kegagalan yang kita alami, semua itu akan menjadi bukti sejarah atas pembelajaran hidup.

“ Rasulullah bersabda ; sesungguhnya seorang muslim yang terbaik bukanlah yang tidak pernah berbuat kesalahan, namun mereka yang tiap kali melakukan kesalahan mengakuinya, menerimanya dan kemudian berusaha bangkit untuk memperbaikinya, lagi dan lagi. Tak perlu ada sakit hati, tak perlu ada kecewa karena sesungguhnya segala sesuatu bagi orang muslim adalah baik saja, selama dia bersyukur tiap mendapat nikmat dan sabar saat tertimpa musibah.”

Karena itu, dengan bangga kunyatakan, aku makin cantik hari ini. Apakah engkau juga? Hei, jangan lupa, ingatkan daku jika engkau melihatku lebih jelek esok hari!

We love you mom

Hari ini datang lagi, dan aku masih bersama kekosonganku ….
entah bagaimana aku harus mengatakan semua kesepian yang menyesakkan hatikku ini....
aku lihat langit masih membiru berhamparana luas dengan awan putih
bersamanya burung burug berlicauan menyanyi riang gembira...

hanya ikut tersenyum dalam diamku
melihat kasih itu mengelilingiku sekitarku...
sungguh ...bagaikan sayatan pisau tajam menusuk nusuk jantungku...., sakit.
Keceriaan dan kebersamaan itu tak bersamaku,
aku tidak mendapati hari ini, esok dan seterusnya...
hanya ada air mata ….
yah.. air mata yang selalu mengenangmu....

bunda....
aku merindukanmu.., bisakah kau merasakan di dalam tempat berbeda keberadaan kita???
aku iri untuk melihat mereka semua bisa bersandar dengan manja di pelukkan ibu mereka...
aku sendiri bunda, dengan kenangan indah atupun pahit kita bersama...

bunda...
sungguh tiada hal yang paling bisa aku syukuri, karena aku terlahir dari rahim wanita yang tegar seperti sosokmu.....
kau ajarkan aku tentang hitam dan putih warana kehidupan...
tentang berjalan di semak belukar dengan sistem pertahanan hati yang kuat, yakni kau ajarkan aku “kesabaran dan keikhlasan”...
kau ajarkan aku tentang derita dan bahagia....

bunda,
biarkan air mata membasahi wajahku...
jangan kau sedihkan itu dengan keberadaanku
restui aku di sini bunda, aku ingin menjadi wanita sepertimu
sosok perempuan yang egar, tegas, dan hangat dengan perhatianmu...
aku merindukanmu ...

bunda....
sungguh kau mulia dengan maharNYA...
wanita yang bijaksana dalam setiap langkah kehidupan
kasih yang ikhlas dan penuh dengan pengorbanan...
terimakasih bunda...,
terimakasih untuk segalanya …

ya Allah, ya Rabbana..,
jagalah ia dalam tidurnya...., dalam perisitirahatan panjangnya...
kasihilah dirinya seperti kasihnya yang tiada putus bagi kami sebagai aliran darahnya...
Amin...

sumber : http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/we-love-you-mom/450679276041

INSYAALLAH BISA!

SUNGGUH, kalian memiliki kepekaan rasa yang amat sangat. Hingga air mata kalian menetes. Bahkan setelah membaca sebanyak dua kali, air mata itu tetap menetes. Sebagaimana yang tertera dan kalian tulis seperti ini:

INSYAALLAH“Bun, biarpun dh bc 2X, tetep aj aq ga bs thn air mata nich bun...:Tp itu mmg realita, trus qt bs ap y bun??” (Novie Harun) komen dalam: “Sebuah Sketsa”

“Miss U Bunda Q....dah lama ga baca tulisan diri mu n skali baca always nitik terus air di mata ini....Kata2 yg Bunda tulis sejuuuuk banget hati ini bacanya...kpn ya Alloh mempertemukan Qta??

"...Iya, Bun....Alloh slalu menguji hati Yani...makanya sejuk baca tulisan Bunda...”

“Skrang emang lagi sedih hati ini, Bun....Tak apalah...Kan ada obatnya yaitu always baca tulisan2 Bunda di FB ini.... (Mulyani Khaira) dalam komen untuk status: “Amal seseorang tidak dapat dianggap baik, melainkan jika didorong oleh niat yg baik. “

“Bunda sayang yg dimuliakan oleh Allah.. btapa hati ini slalu brgetar bila mmbaca notes2 bunda.. hingga tak trasa air mata ini slalu menetes krn bgitu mnggunungnya dosa yg sdh aku lakukan. Jazakillah atas smua catatan bunda yg bgitu mnyentuh relung hati, yg mmbuat hati ini smakin kokoh utk melabuhkan cinta hanya kpd Allah & Rasulnya..
Smoga kita kaum muslimin slalu brusaha utk trus berjuang dgn keras mningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT demi mencapai kecintaan yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi dari yg lainnya.. Allahumma Amin
Wassalam, Luv U Bunda, Lillahi ta'ala (komen Nuy Kamilah, pada tulisan komenku untuk Jeanny Dive &Sahabat)

MASYAALLAH, Subbhanallah, Alhamdulillah. Bersyukurlah kalian atas nikmat rasa seperti yang kalian miliki itu. Karena tidak gampang dan tidak mudah, seseorang meneteskan air mata, hanya demi melihat dan membaca sebuah tulisan. Dan ini terjadi pada diri kalian.
Meneteskan air mata demi membaca sebuah tulisan, tentunya karena terharu dan tersentuh hati.

Dan gambaran semacam ini, kutandai, bukan hanya di notes / catatan-catatan ini, tapi juga di dalam sebuah bentuk tulisan semacam status, link atau apapun namanya barangkali, terlihat hal serupa.

Salah satu contohnya adalah seperti ini:

“Perih menghampiri ketika membaca postingan ini, andai kata mereka dekat pd Pengusa hati, takkanlah ini terjadi, jauh dari cahaya Illahi...sungguh menyayat hati… namun memanglah reality, terjajah oleh penguasa negeri sendiri yang tidak punya otak dan hati Nurani, ingin kenyang dan senang sendiri..ku hanya bisa menjerit dlm hati, berharap cita2ku kan tercapai nanti tuk memajukan saudara2ku yg ku cintai, insyaAllah.” (Ummu‘Aisyah) komen dalam: “Sebuah Sketsa”.

DAN lihatlah pula ini:

“Ummi, tiada yang dapat ana ungkapkan dengan kata, hanya debaran tasbih, tahmid dan takbir dalam dada. Kalimat2 nasehat dan sapaan ummi pada anak2 ummi di fb begitu menyentuh dan memberi inspirasi. Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan keberkahan pada Ummi. Semoga langkah2 dan perbuatan ummi senantiasa juga mendapat acungan 'jempol' dari malaikat dan pesuruhnya (Allahurrahiim).” (Ocha Ina) komen pada status “Amal seseorang tidak dapat dianggap baik, melainkan jika didorong oleh niat yg baik”

INI pula:

“ummi...trmksh dah boleh ngintip note nya...selalu ada 'rasa' seorg ibu dalam tiap note ummi, menyentuh relung hati...(Mila Martha), dalam komen untuk catatan: “Sebuah Sketsa”.

DAN INI:

“bunda.. subhanallah... selalu saja tulisan tulisan bunda menyentuh hatiku, apalah arti 'jempolku' dibanding dengan jawaban bunda atas jempolku... semoga Allah selalu merahmati dan menjagamu wahai bundaku.. amin ya Rabb... much ♥ u bund' (Dian Prima Ardhani) komen pada status: “Amal seseorang tidak dapat dianggap baik, melainkan jika didorong oleh niat yg baik. “

“Subhanallah...pilu rasanya hatiku...kadang kt tak peduli dengan keadaan di sekeliling kt..” (Hj Susi Suliastuti) dalam komen: “Sebuah Sketsa”

“Gambaran negri tercinta...pilu..”. (Henny Herliani): komen dalam: “Sebuah Sketsa”

“Subhanallah..sungguh jiwa ini merindukan pemimpin-pemimpin yg amanah, yg berjuang demi rakyat bukannya malah menyengsarakan rakyat…merindukan manusia2 yg tidak tergerus oleh arus globalisasi, yg membuat mereka individualis, tidak peduli pada saudara sendiri untuk itu mereka tak segan berbagi, dan saling mengulurkan hati.....dan kesadaran rakyat indonesia bahwa pada akhirnya kita menuju ALLAH, tempat dimana kelak semua akan dipertanggungjawabkan, untuk itu mereka tdk mengambil hak saudara sendiri..” (Adyani Sultani) komen pada: “Sebuah Sketsa”.

“syukron kasier ats tag nya Bunda, i like this,, Allahu Akbar. . . .ada apa dgn negri q, negri yg konon menjadi negri dgn jumlah umat Islam trbanyak d'dunia..... materi tlh memperbudak rakyat negri q, mw skolah aja pke nyogokk..!! perih.. sesak dada ini..” (SilVia da Unni) komen pada: “Sebuah Sketsa”

“Masya Allah... Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billahil 'Aliyyil 'Adziim...” (Peri Awang) komen pada: “Sebuah Sketsa”

“ummi Subhanallah... sebahagian org yg tak pernah terkena dampak spt yg ummi n sy amati akn menganggap kita pesimis n sinis. Tp kita hny mencoba "bersuara" dtengah sunyinya gerak murni. Smg Allah mengkaruniakan kita hati bersih n ikhlas amin.” (Hesti Fazrul) komen pada: “Sebuah Sketsa”.
_____________________________________________________________


KATA-KATA DAN KALIMAT yang menyentuh hati seseorang, dan dinyatakan oleh si pemiliknya, itupun suatu perbuatan yang baik dan bermanfaat pula, anak-anakku. (meski kata/kalimatmu itu kadang disingkat sedemikian rupa, hingga membuat ‘kurang nyaman di dalam membacanya’, he..he..bunda..’jadul’ kali ya?)

NAMUN, biar bagaimanapun, mungkin dan insyaAllah, ada orang yang tersentuh hatinya, tertagih tangannya, untuk ikut pula tergerak, dalam usaha untuk melihat lingkungn sekitar, setelah membaca komentar-komentarmu itu.

Membantu mereka yang mungkin saja hari ini/hari itu, tidak memperoleh nasi dan makanan untuk pengisi perutnya.apalagi yang bergizi tetap. (meski tidak selalu setiap hari begitu..karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang).

JADI jangan berkecil hati, apa saja yang kita lakukan, baik melalui perkataan, tulisan, atau amal sedekah, sekecil/seminimal apapun, insyaAllah dapat membantu sesama saudara demi meringankan penderitaannya.

Allah tidak menciptakan sesuatu itu sia-sia.

“………….: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia………(QS 3:191)

BAHKAN, diri kitapun diciptakan bukan untuk main-main:

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesunguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS 23:115)

JADI ADA TUJUAN. Dan tujuan itu adalah suatu tujuan yang benar, dengan maksud tertentu. Yaitu agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak dirugikan.

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” (QS 45:22)

KALAU KITA menjadari bahwa ada tujuan di dalam Allah menciptakan langit dan bumi, dan tujuan tersebut adalah tujuan yang benar, dan mereka akan dibalas sesuai perbuatannya, maka sebagai seorang yang beriman, kita mesti bertanya:

Apakah yang harus kita lakukan dan bagaimana mengisi kehidupan ini? Agar tidak merugi, dan mendapat balasan atau ganjaran yang baik?

Apakah kita hanya mengisinya dengan main-main? Dengan ketersiaan dan ketidakmanfaatan?

Mengisi dengan cara hedonis? Dengan prinsip dan filosofi; mumpung lagi hidup, ayolah bersenang-senang. Rauplah kepuasan! Jadilah konsumeris, misalnya!

Belanjalah ke Mall! Belilah segala macam barang produk baru hasil teknologi mutakhir, dari mereka yang senang mengejar harta dan keuntungan serakah dalam menjual? Oleh sistem kapitalis liberalisme yang mereka anut? Yang senang menjajah dan menguasai ekonomi global dalam global trade yang mereka lakukan, di atas landasan era global, dengan globalisasi informasinya yang tak dapat dibendung?

“Berbanggalah dengan kepemilikan barang baru hasil teknologi modern itu di rumah kita!”seru mereka barangkali.

Rumah yang juga megah, dengan mobil beberapa buah, yang mewah pula. Biar orang menjadi terperangah, kagum akan kekayaan dan kepemilikan terhadap barang-barang baru yang ‘wah” itu!

Supaya eksistensi diakui. Diri dipandang. Kedudukan dihormati. Dan mendapat julukan:

“Wah bapak atau ibu anu itu, kaya banget. Konglomerat. Rumahnya megah. Mobilnya beberapa buah. Sedan terbaru dengan merk mobil yang terkenal mahal. Perabotan rumah yang juga serba mewah. Modern. Buatan luar negeri dan mahal-mahal pula!”

SEMENTARA DI SEKELILINGNYA, tidak jauh dari batas areal komplek rumah-rumah gedongan tersebut, yang dibangun megah dan mewah, agak meninggi di atas bukit atau tanah ketinggian, berderetlah bangunan petak. Bahkan gubuk, yang reyot dan setengah papan. Di tanah, atau gang-gang becek akibat banjir, di mana kanan kirinya got-got mampet saling mengisi airnya dengan nyamuk-nyamuk demam berdarah. Dan para penghuninya senin kemis mencari, dan mendapatkan makan, demi hanya sekedar bisa mengisi perut dari serangan lapar!

Sedang di komplek perumahan gedongan itu, tinggallah orang-orang kaya atau pangkat, berstatus koruptor, manipulator, konglomerat hasil berkolusi, berkoneksi, berkolaborasi, bernegosiasi dan sebagainya lagi, dengan menyogok sana sini. Menipu kanan kiri. Menghembat dan menyikat ke sana ke mari.

Dan sebagainya pula, dengan mobil mewah yang dikendarai dan disetir sopirnya. Asyik dan sejuk duduk bersandar di mobil ber ac. Menikmati lagu-lagu kehidupan, dengan musik instrumentalia!

Sementara sang rakyat kecil, jelata, yang tinggal di petak dan gubuk-gubuk itu, yang sewaktu-waktu, kalau perlu, rumahnya bisa digusur karena alasan jalur hijau. Tanah Negara atau sudah disertifikasi oleh pengusaha konglomerat setempat.

Atau kalau belum dan tidak, ya dibeli dengan harga murah untuk dibangun tambah menjadi perumahan orang-orang kaya lainnya.

Atau untuk dibangun fasilitas jalan tol pula, bagi pemilik kendaraan, aktifitas si sang pengusaha!

Rakyat yang bekerja dengan peluh membanjir tubuh. Kulit kering coklat sawomatang berwarna kehitam-hitaman, karena disengat matahari terik yang membakar badannya!

BEGITULAH. Perbedaan yang mencolok! Antara si kaya dan si miskin, di Negara yang berpenduduk dua ratus empat puluh jutaan jiwa! Dan bertanah luas serta subur dengan segala jenis tumbuhan, barang tambang, dan lautan yang dipenuhi aneka ikan, udang, cumi, serta hasil laut lainnya!!

Selebihnya.. pernah pula bunda membuat suatu puisi di catatan fb ini berjudul: "Kemana Negara, Bangsa dan Rakyat Ini akan Dibawa?". (kalau tak keliru judul).

Di situ bunda terakan dan gambarkan, dari mulai zaman kemerdekaan (Orde Lama, Baru, Reformasi) kondisi sosial masyarakat kita "masih belum benar-benar merdeka dan berubah". Begitu pula pada tulisan:”Sebuah Sketsa”.

Meski ada peroyek mercu suar seperti bangunan bertingkat pencakar langit, dengan berbagai fasilitas hiburan, rumah sakit, perkantoran, sekolah, perguruan tinggi dsbnya pula. Bahkan sudah bisa memproduksi pesawat terbang dan mobil! (meski ada juga yang assemblingan dengan Korea atau Jepang)

TERNYATA terlihat di sana, di antara penduduk negeri, masih terlihat dan terdapat “ketimpangan yang menganga” antara si kaya, dengan segala kemegahan kemewahan hidupnya yang menyolok mata, dengan si rakyat miskin yang hidupnya papa dan sengsara.

Dikejar-kejar ketakutan digusur, bilamana berdagang di kaki lima. Ketakutan dibongkar gubuknya karena menempati dan membangun gubuk di jalur hijau, yang bukan menjadi tanah miliknya.

Tragi dan ironinya, jika tinggal di kampung/di desa..pun, akan membawa dampak kebingungan dan kegelisahan yang sama.

Betapa tidak?

Tidak punya lahan, menyebabkan mereka menggarap sawah atau ladang, milik orang lain. Sehingga tidak mendapat apa yang semestinya mereka dapati, sebagai hasil kerja secara wajar.

Memiliki ladang atau sawahpun, mesti dikejar dan dimakan para tengkulak. Belum lagi datang serangan hama. Atau hujan yang terus menerus dan kekeringan tanah akibat tidak turunnya hujan.

Tanah menjadi tidak subur. Bahkan bisa retak. Meski ada irigasi untuk pengairan.

Macam-macam penderitaan rakyat terlihat dan terdapat di mana-mana di negeri yang kaya barang tambang, perkebunan, pertanian dan perikanan. (kalau digarap benar-benar demi kepentingan dan peruntukan rakyat, alangkah beruntungnya!)

Anak tidak dapat di sekolahkan karena tidak memiliki biaya. Atau kalaupun dapat, karena ada ‘unsur gratis dan bebas biaya spp’, tapi bagaimana bisa beli buku dan alat tulis? Ongkos berangkat sekolah, sekedar uang saku/jajan dan sebagainya lagi. Belum lagi untuk masuk SMU dan Perguruan Tinggi!?

Wah…jadi barang mewah. Kalau saja tidak memiliki kepintaran dengan angka-angka perolehan nilai yang tinggi dan membanggakan, untuk bisa memperoleh status pelajar, mahasiswa/mahasiswi sekolah dan perguruan tinggi negeri!

Belum lagi kalau sudah selesai jadi sarjana, orientasinya kemana? Ke pekerjaan, jabatan, kedudukan; sesuatu yang bersifat finansial material. Mecari kesenangan dan kebahagiaan semu di balik ilmu yang dimiliki. (itupun kalau pekerjaan seperti itu masih bisa didapat atau perole, di tengah pengangguran yang melanda)

lmu dan pendidikan/ pengetahuan bukan digunakan untuk membangun dan ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara dengan rasa tanggung jawab dan akhlak yang baik, iman yang dalam, kuat sesuai agama, tapi hanya untuk mencari status, kebanggan dan kehormatan diri yang semu dan nisbi.
Sistem dan tujuan pendidikan serta unsur-unsur pendidikannya tidak menunjang ke arah itu.

YA ALLAH? MAU kemanakah kita? padahal jelas suatu saat ajal itu datang. Kematian itu merenggut jiwa-jiwa. Meskipun kita ingin hidup seribu tahun lagi! (QS 21:35)

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia) , bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang muysrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS 2:96)

Surga dan neraka akan menanti. Sesuai amal yang diperbuat selagi di dunia ini.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3: 185)

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” (QS 45:22)

Apakah mereka tidak tahu, bahwa tujuan hidup ini hanya untuk Allah? mencari keridaan-Nya? sekaligus untuk beribadah/menyembah/berbakti kepada-Nya dengan mengesakan, tanpa mempeserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun?

Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidpku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada seukutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah)”. (QS 6: 161-163)
Juga lihat QS 98:5, QS 3:18, QS 21: 25.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Akutidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya mereka memberi aku makan. Sesunguhnya allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS 51:56-58)

DUHAI KALIAN yang berhati lembut. Yang memiliki kepekaan rasa. Yang menitikkan air matanya demi membaca dan melihat kemungkaran dan ketidak-adilan; kalian insyaallah bisa berbuat. Sebagaimana kalian telah berbuat.

Karena kalian telah memiliki modal.
Hati kalian dapat merasa. Mata kalian dapat melihat dan membaca dengan baik segala fenomena yang terlihat dan terpampang di hadapan kalian. Telinga kalian dapat mendengar segala pesan-pesan yang tersampaikan melalui mata dan penglihatan kalian. Akal kalian telah bisa menimbang dan ikut memikirkan. Merenungi setiap fenomena yang ada.

Sungguh. Kalian tidak diam termangu dan membisu. Minimal kalian telah mau melontarkan apa yang menjadi rasa kalian dan apa yang menjadi pemikiran kalian. Unek-unek di hati dan dada kalian. Keinginan serta damba kerinduan, untuk bisa juga berperan aktif.

Membaca sebuah tulisan saja misalnya, kalian sudah tersentuh dan tergugah. Meneteskan air mata dan berkehendak. Bagaimana lagi kalau kalian semakin banyak membaca dan membaca.

Bukan hanya yang tertulis, tapi juga yang tidak tertulis. Yang berada di sekeliling kita. Dekat maupun jauh. Internal eksternal. Individual sosial. Di antara umat atau saudara kita sendiri, atau di luarnya. Di dalam diri kita sendiri maupun di lainnya.

Ya Allah. Insyaallah kalian pasti bisa. Kalau saja kalian mau dan mencari keridaan Allah dengan hati yang ikhlas murni…hanya untuk Islam. Untuk Allah dan Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wasallam. Meski seminimal mungkin atas apa yang kalian miliki. Baik harta, ilmu, ide, gagasan, pikiran, konsep, keahlian atau kebisaan dan kemampuan lainnya yng kita miliki bersama. Insyaallah …’amiin..

Wallahu a’lam
Barakallahu fiikum….’amin Allahumma ‘amin..





sumber : http://www.facebook.com/notes/kembang-anggrek/insyaalah-bisa/10150239657180570

MEKAH SEBAGAI PUSAT BUMI

Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas).

Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’. Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.

Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban adalah ya.
Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh fakta tersebut.

Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa Ka’bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?


MAKKAH PUSAT BUMI

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.


Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:

‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.


MAKKAH ATAU GREENWICH

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.


MAKKAH ADALAH PUSAT DARI LAPISAN -LAPISAN LANGIT

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’


THAWAF DI SEKITAR MAKKAH

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

Semoga bermanfaat ...



Arsip 2008
(dari seorang sahabat, smg selalu dirahmati Allah.. amin.)
copas dari catatan umi